Salah
satu ilmu yang paling sulit dikuasai manusia di muka bumi ini adalah ilmu
ikhlas. Ilmu ini diserukan oleh banyak orang, namun tidak semua mampu menguasai
secara penuh. Karena tidak nampak, ilmu ikhlas tidak ada hitungannya secara
pasti. Yang bisa mengukur ilmu ini adalah hati masing-masing individu yang
memiliki dan menggunakan ilmu ini, itupun belum tentu 100% pas. Hanya Allah
yang paling benar mengukur keikhlasan seseorang.
Ada
perbedaan mendasar antara ikhlas dan pasrah. Ikhlas adalah menyerah setelah
berusaha, sedang pasrah adalah menyerah sebelum berusaha. Kata pak Ustadz,
Ikhlas itu gandengannya Sabar dan Tawakkal, sedangkan Pasrah sama Ngalah. (versi orang jawa: pasrah ngalah). Keikhlasan
memang perlu dikembangkan dewasa ini. Tahukah anda, gara-gara ketidakikhlasan,
Iblis melakukan dosa pertama di muka bumi. Dia merasa tidak ikhlas kalo Allah
menciptakan Adam A. S. dari tanah dan harus dihormati. Maka tampaklah sifat
sombongnya dikarenakan Iblis tidak ikhlas. Nah, keadaan ini hampir sama di
masyarakat kita. Kalah dalam pemilihan, tidak ikhlas, mengerahkan masa.
Tetangga lebih mampu, tidak ikhlas, lalu dengki. Dan masih banyak hal lainnya.
Ikhlas
bisa dicapai dengan cara berikut ini:
Bersyukur.
Banyak-banyaklah
bersyukur, jangan berputus asa atas nikmat Allah. Ingatlah bahwa nikmat Allah
yang diberikan pada kita lebih banyak daripada derita (kalo boleh dibilang
begitu) yang diberikan oleh Allah kepada kita. So, be gratefull!
Merubah
pola pikir.
Berpikir
bahwa hidup kita ini hanya sementara dan harus dijalani dengan penuh arti.
Nggak peduli berapa umur yang kita punyai, yang pasti kita harus menjadi orang
yang bermanfaat bagi sekitar kita. Asal orang lain senang, kita juga senang.
Tapi bukan berarti berkorban buta ya.
Menyadari
bahwa semua adalah titipan.
Berhubungan
dengan yang kedua. Jika kita sadar bahwa semua itu sementara, kita juga akan
menyadari bahwa semua yang ada pada diri kita adalah titipan. Harta, keluarga
dan jabatan hanyalah amanah dari Allah. Jadi mesti kita jaga amanah itu dengan
sebaik-baiknya. Allah menyukai mereka-mereka yang mencintai amanahnya, bukan
harta atau jabatannya. Wanita juga amanah, maka cintailah wanita
sebanyak-banyaknya. *Plak!*
Membesarkan
hati.
Hibur
diri kita sendiri dengan sesuatu yang baik. Katakan pada diri kita sendiri,
sesuatu yang bisa membangkitkan semangat dan motivasi diri. Misalnya, “Ah,
Allah pasti mengganti dengan yang lebih baik nanti,” dan lain-lain. Setidaknya,
bisa memberikan semangat untuk menjalani hidup selanjutnya.
Banyak
beramal dan takut tidak diterima amal kita.
Banyak-banyaklah
berbuat baik, meskipun kecil. Akan membantu anda membangun perasaan ikhlas
dalam diri anda. Dan tentunya jangan menganggap apa yang kita lakukan adalah
besar. Anggap hanyalah hal biasa. Kembangkan rasa malu beramal kecil dan takut
tidak diterima amal kita yang kecil itu oleh Allah. Maka sifat sombong akan
jauh dari kita dan perlahan kita akan menjadi orang yang ikhlas.
Katakanlah:
“Tuhanku menyuruh berlaku adil (pada segala perkara), dan (menyuruh supaya
kamu) hadapkan muka (dan hati) kamu (kepada Allah) dengan betul pada tiap-tiap
kali mengerjakan sembahyang, dan beribadatlah dengan mengikhlaskan amal agama
kepada-Nya semata-mata; (kerana) sebagaimana Ia telah menjadikan kamu pada
mulanya, (demikian pula) kamu akan kembali (kepada-Nya)”. ( Al-A’raaf ayat 29)
Sebenarnya
masih banyak hal yang bisa membuat kita lebih ikhlas. Yang pasti, keikhlasan
dimulai dari hati. Seperti kata pak Mario Teguh, Kualitas hati menentukan
kualitas hidup kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar