Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa mati, sedang ia tidak pernah berjihad dan tidak mempunyai keinginan untuk jihad, ia mati dalam satu cabang kemunafikan." Muttafaq Alaihi.

Keikhlasan adalah Alat Tukar Kebahagiaan yang Sesungguhnya

Salah satu ilmu yang paling sulit dikuasai manusia di muka bumi ini adalah ilmu ikhlas. Ilmu ini diserukan oleh banyak orang, namun tidak semua mampu menguasai secara penuh. Karena tidak nampak, ilmu ikhlas tidak ada hitungannya secara pasti. Yang bisa mengukur ilmu ini adalah hati masing-masing individu yang memiliki dan menggunakan ilmu ini, itupun belum tentu 100% pas. Hanya Allah yang paling benar mengukur keikhlasan seseorang.
Ada perbedaan mendasar antara ikhlas dan pasrah. Ikhlas adalah menyerah setelah berusaha, sedang pasrah adalah menyerah sebelum berusaha. Kata pak Ustadz, Ikhlas itu gandengannya Sabar dan Tawakkal, sedangkan Pasrah sama Ngalah.  (versi orang jawa: pasrah ngalah). Keikhlasan memang perlu dikembangkan dewasa ini. Tahukah anda, gara-gara ketidakikhlasan, Iblis melakukan dosa pertama di muka bumi. Dia merasa tidak ikhlas kalo Allah menciptakan Adam A. S. dari tanah dan harus dihormati. Maka tampaklah sifat sombongnya dikarenakan Iblis tidak ikhlas. Nah, keadaan ini hampir sama di masyarakat kita. Kalah dalam pemilihan, tidak ikhlas, mengerahkan masa. Tetangga lebih mampu, tidak ikhlas, lalu dengki. Dan masih banyak hal lainnya.
Ikhlas bisa dicapai dengan cara berikut ini:
Bersyukur.
Banyak-banyaklah bersyukur, jangan berputus asa atas nikmat Allah. Ingatlah bahwa nikmat Allah yang diberikan pada kita lebih banyak daripada derita (kalo boleh dibilang begitu) yang diberikan oleh Allah kepada kita. So, be gratefull!
Merubah pola pikir.
Berpikir bahwa hidup kita ini hanya sementara dan harus dijalani dengan penuh arti. Nggak peduli berapa umur yang kita punyai, yang pasti kita harus menjadi orang yang bermanfaat bagi sekitar kita. Asal orang lain senang, kita juga senang. Tapi bukan berarti berkorban buta ya.
Menyadari bahwa semua adalah titipan.
Berhubungan dengan yang kedua. Jika kita sadar bahwa semua itu sementara, kita juga akan menyadari bahwa semua yang ada pada diri kita adalah titipan. Harta, keluarga dan jabatan hanyalah amanah dari Allah. Jadi mesti kita jaga amanah itu dengan sebaik-baiknya. Allah menyukai mereka-mereka yang mencintai amanahnya, bukan harta atau jabatannya. Wanita juga amanah, maka cintailah wanita sebanyak-banyaknya. *Plak!*
Membesarkan hati.
Hibur diri kita sendiri dengan sesuatu yang baik. Katakan pada diri kita sendiri, sesuatu yang bisa membangkitkan semangat dan motivasi diri. Misalnya, “Ah, Allah pasti mengganti dengan yang lebih baik nanti,” dan lain-lain. Setidaknya, bisa memberikan semangat untuk menjalani hidup selanjutnya.
Banyak beramal dan takut tidak diterima amal kita.
Banyak-banyaklah berbuat baik, meskipun kecil. Akan membantu anda membangun perasaan ikhlas dalam diri anda. Dan tentunya jangan menganggap apa yang kita lakukan adalah besar. Anggap hanyalah hal biasa. Kembangkan rasa malu beramal kecil dan takut tidak diterima amal kita yang kecil itu oleh Allah. Maka sifat sombong akan jauh dari kita dan perlahan kita akan menjadi orang yang ikhlas.

Katakanlah: “Tuhanku menyuruh berlaku adil (pada segala perkara), dan (menyuruh supaya kamu) hadapkan muka (dan hati) kamu (kepada Allah) dengan betul pada tiap-tiap kali mengerjakan sembahyang, dan beribadatlah dengan mengikhlaskan amal agama kepada-Nya semata-mata; (kerana) sebagaimana Ia telah menjadikan kamu pada mulanya, (demikian pula) kamu akan kembali (kepada-Nya)”. ( Al-A’raaf ayat 29)

Sebenarnya masih banyak hal yang bisa membuat kita lebih ikhlas. Yang pasti, keikhlasan dimulai dari hati. Seperti kata pak Mario Teguh, Kualitas hati menentukan kualitas hidup kita.

Ikhwah baca juga yang ini



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Home | Gallery | Tutorials | Freebies | About Us | Contact Us

Copyright MTNI ONLINE © 2009 Dakwatuna |Designed by faris vio|Modified by Ismi Ikhwanfillah |Converted to blogger by Team Redaksi Blogger MTNI ONLINE