Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa mati, sedang ia tidak pernah berjihad dan tidak mempunyai keinginan untuk jihad, ia mati dalam satu cabang kemunafikan." Muttafaq Alaihi.

Aku Bangga Memilikinya

Jam menunjukkan pukul 07.05 ketika kami tiba di pintu kebun bibit.Seperti akhir pekan biasanya,kali ini kami berdua juga menghabiskan waktu bermain di sini.

Kulihat gadis kecil itu asyik bermain prosotan,ayunan atau heboh bermain lari2 dgn tmn2 seTK yg sring kali tak sengaja ketemu di sini.

Jk lelah diapun menghampiriku.Lalu kami duduk2 sambil memakan bekal roti yg kubawa.Sering disela2 makannya,dia begitu antusias bercerita panjang lebar.Akupun menghadapkan wajahku ke dia,memandang matanya & mendengarkannya penuh perhatian.Terkadang sambil tersenyum,aku memberi respon2 dgn kata "oya ya,begitu ya,lalu,wah senang ya,menarik sekali,wah Dedek hebat..dll".Ya walaupun kadang aku tak begitu paham celotehnya yg masih pedal & jalan cerita yg melompat2 dr tentang permainannya barusan,aktivitasnya di TK,tmn2nya,gurunya,cita2nya yg gonta-ganti,biji pohon ini itu ataupun entah apa lagi.

"Bun,kenapa ayah seling gak mau nemani Dedek main?"tanya polos putriku yg 3 bln lagi akan berumur 4 tahun itu tiba2.
Kupandang wajahnya yg bulat,pipi cabi & rambut kuncir 2 kanan kirinya bertambah lucu dgn bibirnya yg cemberut itu.

Aku teringat obrolanku dgn suamiku malam itu,sepulang dia lembur kerja.Dia masuk kamar lalu membenahi selimut putri mungil kami & mengecup mesra keningnya,membuatku meri.
"Bun,mungkin nanti dedek akan bertanya kenapa ayahnya jarang bisa menemaninya & akan membuat jarak kami makin jauh,hingga mungkin ketika dia dewasa kami hanya akan jadi seperti org asing yg serumah lalu diapun akan ragu apakah ayahnya ini pernah menyayanginya."
Aku agak terkejut jg mendengar kata suamiku.Selama ini aku sibuk mengurus pekerjaan rumah & dedek,hingga tak sadar lelaki yg sring terlihat tegar di depan kami inipun punya beban perasaan spt itu.Dlm remang,ku masih menangkap wajah lelah suamiku berpadu dgn kilau kekhawatiran di matanya.Suamiku yg malang,mungkinkah segala hal yg dia khawatirkan itu adalah harga yg harus dia bayar utk pengorbanannya mencarikan nafkah buat kami?Aku menggenggam tangannya,berharap itu bisa sedikit menguatkannya.
"Aku akan selalu mengingatkan dedek,betapa ayahnya menyayanginya."

"Bunda kok diam?"kata putriku membuyarkan lamunanku.
Kupeluk gadis mungilku,"Ayah sangat ingin bermain dgn Dedek,tp ayah kan jg harus cari uang buat beli maem & bayar sekolah Dedek?Ayah itu sangat sanyaang sama Dedek.Dedek percaya sama Bunda kan?"
Dlm pelukku,kurasakan gadis kecilku menganggukkan kepalanya.


Tringat olehku wajah lelaki itu,pegawai biasa,dgn gaji tak seberapa namun harus bekerja hingga petang,tak jarang tetap lembur di akhir pekan,deadline tugas & bos yg menuntut serba perfect.Lelaki itu,suamiku,ayah dr putriku..

Ikhwah baca juga yang ini



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Home | Gallery | Tutorials | Freebies | About Us | Contact Us

Copyright MTNI ONLINE © 2009 Dakwatuna |Designed by faris vio|Modified by Ismi Ikhwanfillah |Converted to blogger by Team Redaksi Blogger MTNI ONLINE